Macam Macam Bentang Alam

Macam Macam Bentang Alam


 Bentang Alam Fluvial

     Bentang Alam fluvial adalah seluruh bentukan geomorfologi di permukaan bumi akibat aktifitas sungai yang menyebabkan terjadinya erosi, pengangkutan dan pengendapan material di permukaan bumi.
a.       Sungai
          Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau atau sungai yang lebih besar, aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari limpasan. Sungai dicirikan oleh arus yang searah dan relatif kencang, dengan kecepatan berkisar antar 0,1–1,0 m/detik, serta sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim, dan pola drainase. Pada perairan sungai, biasanya terjadi pencampuran massa air secara menyeluruh dan tidak terbentuk stratifikasi kolom air seperti pada perairan lentik. Kecepatan arus, erosi, dan sedimentasi merupakan fenomena yang biasa terjadi di sungai sehingga kehidupan flora dan fauna sangat dipengaruhi oleh ketiga variable tersebut.
b.      Klasifikasi Lembah Sungai
          Klasifikasi lembah sungai berdasarkan atas genetik Sebagaimana diketahui bahwa klasifikasi genesa sungai ditentukan oleh hubungan struktur perlapisan batuannya. Genetika sungai dapat dibagi sebagai berikut:
·         Sungai Superposed atau sungai Superimposed adalah sungai yang terbentuk diatas permukaan bidang struktur dan dalam perkembangannya erosi vertikal sungai memotong ke bagian bawah hingga mencapai permukaan bidang struktur agar supaya sungai dapat mengalir ke bagian yang lebih rendah. Dengan kata lain sungaisuperposed adalah sungai yang berkembang belakangan dibandingkan pembentukan struktur batuannya.
·         Sungai Antecedent adalah sungai yang lebih dulu ada dibandingkan dengan keberadaan struktur batuanya dan dalam perkembangannya air sungai mengikis hingga ke bagian struktur yang ada dibawahnya. Pengikisan ini dapat terjadi karena erosi arah vertikal lebih intensif dibandingkan arah lateral.
·         Sungai Konsekuen adalah sungai yang berkembang dan mengalir searah lereng topografi aslinya. Sungai konsekuen sering diasosiasikan dengan kemiringan asli dan struktur lapisan batuan yang ada dibawahnya. Selama tidak dipakai sebagi pedoman, bahwa asal dari pembentukan sungai konsekuen adalah didasarkan atas lereng topografinya bukan pada kemiringan lapisan batuannya.
·         Sungai Subsekuen adalah sungai yang berkembang disepanjang suatu garis atau zona yang resisten. sungai ini umumnya dijumpai mengalir disepanjang jurus perlapisan batuan yang resisten terhadap erosi, seperti lapisan batupasir. Mengenal dan memahami genetika sungai subsekuen seringkali dapat membantu dalam penafsiran geomorfologi.
·         Sungai Resekuen. Lobeck (1939) mendefinisikan sungai resekuen sebagai sungai yang mengalir searah dengan arah kemiringan lapisan batuan sama seperti tipe sungai konsekuen. Perbedaanya adalah sungai resekuen berkembang belakangan.
·         Sungai Obsekuen. Lobeck juga mendefinisikan sungai obsekuen sebagai sungai yang mengalir berlawanan arah terhadap arah kemiringan lapisan dan berlawanan terhadap sungai konsekuen. Definisi ini juga mengatakan bahwa sungai konsekuen mengalir searah dengan arah lapisan batuan.
·         Sunggai  Insekuen adalah aliran sungai yang mengikuti suatu aliran dimana lereng tidak dikontrol oleh faktor kemiringan asli, struktur atau jenis batuan.

c.       Beberapa aspek dari pola pengaliran sungai menjadi sangat penting untuk pertimbangan dalam interpretasi geomorfologi, terutama:
·         Klasifikasi genetik sungai, hubungan sungai dengan kemiringan asli, batuan yang  berada dibawah aliran sungai, dan struktur geologi.
·         Tahapan perkembangan suatu sungai
·         Pola pengaliran sungai
·         Anomali pengaliran dalam suatu pola aliran
·         Karakteristik detail seperti gradien sungai, kerapatan sungai, bentuk cekungan  dan ukuran/dimensi, kemiringan cekungan dan kemiringan bagian hulu suatu  lembah.
·         Jentera geomorfik.Kombinasi dari aspek-aspek tersebut diatas sangat mungkin membantu dalam mengidentifikasi litologi, korelasi stratigrafi, pemetaan struktur geologi, menetukan sejarah tektonik dan sejarah geomorfologi. Berkut ini adalah uraian mengenai kombinasi antara struktur, litologi dan aktivitas sungai.

  Bentang Alam Glasial

     Gletser merupakan massa es yang mampu bertahan lama dan mapu bergerak karena pengaruh gravitasi. Gletser terbentuk karena salju yang mengalami kompaksi dan rekristalisasi. Gletser dapat berkembang di suatu tempat setelah melewati beberapa periode tahun dimana es terakumulasi dan tidak melebur atau hilang.
Ada dua tipe bentang alam glasial :
·         Alpine Glaciation → terbentuk pada daerah pegunungan.
·         Continental Glaciation → bila suatu wilayah yang luas tertutup gletser.
Gletser terbentuk di daerah kutub yang tingkat peleburannya pada musim panas sangat kecil. Gletser terbentuk oleh akumulasi es dengan faktor-faktor pendukung sebagai berikut :
·         Tingginya tingkat presipitasi
·         Suhu lingkungan yang sangat rendah
·         Pada musim dingin es terakumulasi dalam jumlah besar
·         Pada musim panas tingkat peleburannya rendah
Benua Antartika menyimpan lebih dari 85 % cadangan es dunia, 10 % berada di Greenland dan 5 % sisanya tersebar di tempat lain di seluruh dunia. Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa Antartika menyimpan cadangan air dunia dalam jumlah besar, sehingga bila es di Antartika meleleh maka muka air laut akan meningkat 60 meter (200 feet) yang dapat mngakibatkan banjir dan daratan tenggelam.
Tipe-tipe gletser :
·         Valley Glacier
Merupakan gletser pada suatu lembah dan dapat mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Pada valley glacier juga terdapat ankak-anak sungai. Valley Glacier terdapat pada alpine glaciation.
·         Ice Sheet
Merupakan massa es yang tidak mengalir pada valley glacier tetapi menutup dataran yang luas biasanya > 50.000 kilometer persegi. Ice sheet terdapat pada continental glaciation yaitu pada Greenland dan Antartika
·         Ice cap
Merupakan ice sheet yang lebih kecil, terdapat pada daerah pegunungan seperti valley glacier contohnya di Laut Arktik, Canada, Rusia dan Siberia. Ice sheet dan ice cap mengalir ke bawah dan keluar dari pusat (titik tertinggi).
·         Ice berg
Ice shet yang bergerak kebawah karena pengaruh gravitasi dan akhirnya hilang / terbuang dalam jumlah besar, bila mengenai tubuh air maka balok-balok es tersebut akan pecah dan mengapung bebas di permukaan air, hal ini disebut ice berg.
a.       Proses Pembentukan Glatser
Snowfall terbentuk dari bubuk salju yang warnanya terang, dengan udara yang terjebak diantara keenam sisinya (snowflakes). Snowflake akan mengendap pada suatu tempat dan mengalami kompaksi karena berat jenisnya dan udara keluar. Sisi-sisi snowflakes yang jumlahnya enam akan hancur dan berkonsolidasi menjadi salju yang berbentuk granular (granular snow) lalu mengalami sementasi membentuk es geltser (glacier ice). Transisi dari bentuk salju menjadi gletser dinamakn firn.
glacial budget :
1.      Positive budgetbila dalam periode waktu tertentu, jumlah gletser > es yang meleleh/hilang.
2.      Negative budget → bila terjadi penurunan volume gletser (menyusut).
b.      Bentang alam karena proses erosi.
Bentang Alam Karena proses erosi yang berasosiasi dengan Alpine Glaciation.
Glacier valley → berbentuk U karena proses glasial→ berbentuk V karena erosi sungai
Lembah terbentuk karena sungai mengalami pelurusan oleh aliran air akibat hantaman massa es yang tidak fleksibel. Bentang alam akibat erosi yang terbentuk pada alpine glaciation antara lain :
1.      Truncated
Spurs merupakan bagian bawah tepi lembah yang terpotong triangular faced karena erosi glasial. Makin tebal gletser makin besar erosi pada bagian bawah lantai lembah. Makin besar erosi maka mengakibatkan pendalaman lembah dan anak sungainya sedikit.
2.      Hanging valley
Ketika gletser tidak terlihat lagi, anak sungai yang tersisa menyisakan hanging valley yang tinggi diatas lembah utama. Meskipun proses glasial membentuk lembah menjadi lurus dan memperhalus dinding lembah, es meyebabkan permukaan batuan dibawahnya terpotong menjadi beberapa bagian, tergantung resistensinya terhadap erosi glasial.
3.      Rock basin lake
Air meresap pada celah batuan, membeku dan memecah batuan sehingga lapisan batuan kehilangan bagiannya, digantikan es dan ketika melelh kembali terbentuk rock basin lake.
4.      Cirques
Merupakan sisi bagian dalam yang dilingkari glacier valley, berisi gletser dari glacier valley yang tumpah ke bawah. Terbenruk karena proses glasial, pelapukan dan erosi dinding lembah.
5.      Bergschrund
Merupakan batuan yang telah pecah, berguling-guling dan jatuh ke valley glacier lalu jatuh ke crevasse.
6.      Horn
Merupakan puncak yang tajam karena cirques yang terpotong / ada bagian yang hilang karena erosi ke arah hulu pada beberapa sisinya.
7.      Aretes
Merupakan sisi dinding lembah yang mengalami pemotongan dan pendalaman sehingga bagian tepinya menjadi tajam, karena proses frost wedging.
8.      Crevasses
Merupakan celah yang lebar (terbuka). Bila celah tertutup (sempit) disebut closed crevasses.
c.       Bentang Alam Karena Proses Pengendapan Gletser
1.      Till
Merupakan batuan yang hancur dari dinding lembah yang terendapkan mengisi valley glacier, berasal dari ice sheet membawa fragmen batuan yang terkikis (fragmennya lancip) karena bertabrakan dan saling bergesek dengan batuan lain. Berukuran clay-boulder, unsorted.
2.      Erratic
Merupakan es berukuran boulder yang tertransport oleh es yang berasal dari lapisan batuan yang jauh letaknya.
3.      Moraines
Merupakan till yang terbawa jauh glacier dan tertinggal / mengendap setelah glacier menyusut. Material-material lepas yang jatuh dari lereng yang terjal sepanjang valley glacierterakumulasi pada sepanjang sisi es.
Lateral Moraines → Moraines yang tertimbun sepanjang sisi gletser
Medial Moraines → Gabungan anak-anak sungai yang dekat Lateral Moraines membawa gletser turun sepanjang sisi till, dari atas tampak seperti multilane highway (lintasan-lintasan pada daerah tinggi).
End Moraines → Tepi till yang tertimbun sepanjang sisi es, merupakan terminus yang tersisa yang tetap selama beberapa tahun, mudah dilihat. Valley glacier membentuk end moraines yang berbentuk seperti bulan sabit.
Bentuk-bentuk End Moraines :
·         Terminal Moraines → End Moraines yang terbentuk karena terminus bergerak maju jauh dari es.
·         Recessional Moraines → End Moraines yang terbentuk karena terminus tidak mengalami perubahan (tetap).
·         Ground Moraines → Till yang tipis, seperti lapisan-lapisan karena batuan yang terseret aleh gletser lalu mengendap.
4.      Drumlin
Merupakan ground moraines yang terbentuk kembali seperti alur-alur sungai lembah till, bentuknya seperti sendok terbalik. Porosnya sejajar dengan arah gerakan es. Dihasilkan oleh ice sheet yang tertransport jauh dan terbentuk kembali menjadi endapan till setelah melalui lereng yang dangkal.

 Bentang Alam Denudasional

     Denudasi adalah kumpulan proses yang mana, jika dilanjutkan cukup jauh, akan mengurangi semua ketidaksamaan permukaan bumi menjadi tingkat dasar seragam. Dalam hal ini, proses yang utama adalah degradasi, pelapukan, dan pelepasan material, pelapukan material permukaan bumi yang disebabkan oleh berbagai proses erosi dan gerakan tanah. Kebalikan dari degradasi adalah agradasi, yaitu berbagai proses eksogenik yang menyebabkab bertambahnya elevasi permukaan bumi karena proses pengendapan material hasil proses degradasi.
Proses yang mendorong terjadinya degradasi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
1. Pelapukan, produk dari regolith dan saprolite ( bahan rombakan dan tanah)
2. Transport, yaitu proses perpindahan bahan rombakan terlarut dan tidak terlarut karena erosi dan gerakan tanah.
a.       Pelapukan
Pelapukan merupakan proses perubahan keadaan fisik dan kimia suatu batuan pada atau dekat dengan permukaan bumi [tidak termasuk erosi dan pengangkutan hasil perubahan itu]. Ketika batuan tersingkap, mereka akan menjadi subjek dari semua hasil proses pemisahan / dekomposisi batuan insitu.
Pemisahan batuan umumnya disebabkan karena pengaruh kimia, fisika, organisme, ataupun kombinasi dari ketiganya.
Tipe proses pelapukan pada kenyataan dan tingkat aktivitasnya dipengauhi oleh :
·         Sort / pemilahan
·         Iklim
·         Topografi / morfologi
·         Proses geomorfologi
·         Vegetasi dan tata guna lahan
Pada iklim lembab dan hangat, yang dominan adalah pelapukan kimia. Pada kondisi iklim kering pada musim baik kemarau maupun penghujan, akan didominasi pelapukan fisika yang merata. Sedangkan pada zona iklim dimana temperatur dan kelembaban dapat mendukung kehidupan organisme, pelapukan biologilah yang mendominasi.
b.      Erosi Air Permukaan
Erosi adalah suatu kelompok proses terlepasnya material permukaan bumi hasil pelapukan yang dipengaruhi tenaga air, angin, dan es. Ini juga termasuk perpindahan partikel dengan pemisahan karena pengaruh turunnya hujan dan terbawa sepanjang aliran sebagaiman suatu arus melalui darat. Ketika arus menjadi seragam secara relatif dan tipis [sempit], partikel dipindahkan dari permukaan tanpa adanya konsentrasi erosi
Erosi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
·         Erosi normal, terjadi secara alamiah dengan laju penghancuran dan pengangkutan tanahnya sangat lambat sehingga memungkinkan kesetimbangan antara proses penghancuran dan pengangkutan dengan proses pembentukan tanah.
·         Erosi dipercepat, terjadi akibat pengaruh manusia sehingga laju erosi jauh lebih besar daripada pembentukan tanah.
Berdasarkan bentukannya, erosi dapat dibedakan menjadi 4 macam, antara lain :
·         Erosi percik, merupakan tahap pertama dari hujan yang menyebabkan erosi. Erosi ini disebabkan oleh tenaga kinetis jatuhnya butir hujan ke permukaan tanah. Erosi ini dapat menghancurkan porositas tanah karena pori – pori tanah menjadi lebih kecil atau terjadi penyumbatan pori – pori, sehingga daya infiltrasinya berkurang maka terjadilah pelumpuran yang mengakibatkan penurunan daya infiltrasi lebih drastis lagi. Dengan demikian akan memperbesar exsess aliran permukaan atau yang dapat mengakibatkan terjadinya penggenangan pada topografi datar atau terjadi aliran permukaan pada topografi miring. Selanjutnya hal ini mengakibatkan terjadinya erosi lembar.
·         Erosi lembar, adalah pengangkutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan bidang tanah. Kekuatan jatuh butir hujan dan aliran di permukaan merupakan penyebab utama erosi ini. Dari segi energi, pengaruh butir hujan lebih besar karena kecepatan jatuhnya sekitar 6 sampai 10 m/detik. Kehilangan lapisan atas yang subur tersebut secara seragam, sehingga tidak kentara dan meliputi areal yang luas. Proses erosi ini sangat berbahayakarena disadari adanya setelah erosinya berjalan lanjut.
·         Erosi alur, terjadi pada tanah yang tidak rata, maka air akan terkonsentrasi dan mengalir pada tempat – tempat yang rendah sehingga pemindahan tanah lebih banyak terjadi pada tempat – tempat tersebut. Erosi ini biasa pada tanah – tanah yang biasa ditanami tanaman yang ditanam berbaris menurut lereng. Apabila erosi alur tidak segera ditanggulangi maka akan terjadi erosi parit.
·         Erosi parit, prosesnya sama dengan erosi alur, tetapi saluran – saluran yang terbentuk sudah dalam. Erosi parit yang terbentuk berukuran lebar sekitar 40 cm dan kedalaman 25 cm, sedangkan yang lanjut dapat mencapai kedalaman > 30 cm. Erosi ini dapat berbentuk V atau U, tergantung dari kepekaan substratanya. Bentuk V lebih umum terjadi, tetapi pada daerah yang substratanya mudah lepas akan membentuk huruf U.
Faktor – faktor yang mempengaruhi erosi antara lain :
·         Iklim
·         Relief
·         Vegetasi
Vegetasi akan berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Aspek pengaruh tersebut adalah :
o   Intersepsi hujan oleh tajuk, sehingga mengurangi jumlah hujan di permukaan tanah.
o   Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan kekuatan perusak air.
o   Pengaruj akar dan kegiatan biologi terhadap ketahanan struktur tanah dan infiltrasi.
o   Pengaruh terhadap porositas tanah menjadi lebih besar.
o   Peristiwa transpirasi yang dapat mengurangi kandungan air tanah sehingga yang datang kemudian dapat masuk ke dalam tanah lagi.
·         Tanah
·         Manusia
c.       Gerakan Tanah
Gerakan tanah adalah perpindahan massa tanah atau batuan pada arah tegak, datar, atau miring dari kedudukannya semula, yang terjadi bila ada gangguan kesetimbangan pada saat itu.
Ada empat jenis utama gerakan massa :
1.      Falls [runtuhan]
Ada 3 macam, yaitu :
·         Runtuhan batuan
·         Runtuhan tanah
·         Runtuhan bahan rombakan
2.      Lides [longsoran]
Ada 4 macam, yaitu :
·         Nendatan [slump]
·         Blok glide
·         Longsoran batuan
·         Longsoran bahan rombakan
3.      Flows [aliran]
Ada 6 macam, yaitu :
·         Aliran tanah
·         Aliran fragmen batuan
·         Sand run
·         Loess flow [dry]
·         Debris avalanche
·         Sand flow dan Silt flow
4.      Kompleks
Merupakan gabungan dari berbagai macam gerakan tanah, biasanya satu macam gerakan tanah lalu diikuti oleh macam gerakan tanah yang lain.
Gerakan tanah yang lain yaitu :
·         Creep
·         Amblesan \
Dengan demikian penyebab terjadinya gerakan tanah adalah :
o   Kemiringan tanah
o   Jenis batuan / tanah
o   Struktur geologi
o   Curah hujan
o   Penggunaan tanah dan pembebanan massa
o   Getaran
d.      Beberapa bentuklahan degradasi
·         Footslopes
·         Inselberg/ pemandangan bersifat sisa
·         Peneplain
e.       Beberapa Bentuklahan Agradasi
·         Kipas
·         Lembah Infilled.

*      Bentang Alam Vulkanik
     Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang proses pembentukannya dikontrol oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi. Bentang alam vulkanik selalu dihubungkan dengan gerak-gerak tektonik. Gunung-gunung api biasanya dijumpai di depan zona penunjaman (subduction zone).
a.       Berdasarkan proses terjadinya ada tiga macam vulkanisme,yaitu :
1.      Vulkanisme Letusan, dikontrol oleh magma yang bersifat asam yang kaya akan gas, bersifat kental dan ledakan kuat. Vulkanisme ini biasanya menghasilkan material piroklastik dan membentuk gunungapi yang tinggi dan terjal.
2.      Vulkanisme Lelehan, dikontrol oleh magma yang bersifat basa, sedikit mengandung gas, magma encer dan ledakan lemah. Vulkanisme ini biasanya menghasilkan gunungapi yang rendah dan berbentuk perisai, misalnya Dieng, Hawai.
3.      Vulkanisme Campuran, dipengaruhi oleh magma intermediet yang agak kental. Vulkanisme ini menghasilkan gunungapi strato, misalnya Gunung Merapi dan Merbabu.
b.      Berdasarkan lokasi pusat kegiatan, Rittmann (1962) membuat klasifikasi letusan gunungapi, yaitu :
1.      Letusan pusat (terminal eruption), dimana lubang kepundan merupakan saluran utama bagi peletusan.
2.      Letusan samping (subterminal effusion), akan terbentuk apabila magma yang membentuk sill sempat menerobos ke permukaan, pada lereng gunungapi.
3.      Letusan lateral (lateral eruption), dimana korok melingkar (ring dike) dapat berfungsi sebagai saluran magma ke permukaan.
4.      Letusan di luar pusat (excentric eruption), terjadi di bagian kaki gunungapi, dengan sistem saluran magma tersendiri yang tak ada kaitannya dengan lubang kepundan utama.

      Bentang Alam Eolian

     Bentang alam eolian merupakan bentang alam yang dibentuk karena aktivitas angin. Bentang alam ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir. Gurun pasir sendiri lebih diakibatkan adanya pengaruh iklim. Gurun pasir diartikan sebagai daerah yang mempunyai curah hujan rata-rata kurang dari 26 cm/tahun. Gurun pasir tropik terletak pada daerah antara 350 LU sampai 350 LS, yaitu pada daerah yang mempunyai tekanan udara tinggi dengan udara sangat panas dan kering. Gurun pasir lintang rendah terdapat di tengah-tengah benua yang terletak jauh dari laut atau terlindung oleh gunung-gunung dari tiupan angin laut yang lembab sehingga udar yang melewati gunung dan sampai pada daerah tersebut adalah udara yang kering.
1.      Proses-Poses Oleh Angin
                        Angin meskipun bukan sebagai agen geomorfik yang sangat penting (topografi yang dibentuk oleh angin tidak banyak dijumpai), namun tetap tidak dapat diabaikan. Proses-proses yang disebabkan oleh angin meliputi erosi, transportasi dan deposisi.
a.       Erosi oleh angin
     Erosi oleh angin dibedakan menjadi dua macam, yaitu deflasi dan abrasi/korasi. Deflasi adalah proses lepasnya tanah dan partikel-partikel kecil dari batuan yang diangkut dan dibawa oleh angin. Sedangkan abrasi merupakan proses penggerusan batuan dan permukaan lain oleh partikel-partikel yang terbawa oleh aliran angin.
b.      Transportasi oleh angin
     Cara transportasi oleh angin pada dasarnya sama dengan transportasi oleh air yaitu secara melayang (suspension) dan menggeser di permukaan (traction). Secara umum partikel halus (debu) dibawa secara melayang dan yang berukuran pasir dibawa secara menggeser di permukaan (traction). Pengangkutan secara traction ini meliputi meloncat (saltation) dan menggelinding (rolling).
c.       Pengendapan oleh angin
     Jika kekuatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun hujan, maka material-material (pasir dan debu) tersebut akan diendapkan.
2.      Macam-Macam Bentang Alam Eolian
                        Dilihat dari proses pembentukannya, bentang alam eolian dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu bentang alam akibat proses erosi oleh angin dan bentang alam akibat prose pengendapan oleh angin.

*      Bentang Alam Kars
Karst adalah Suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran yang tidak teratur, aliran sungainya secara tiba-tiba masuk kedalam tanah dan meninggalkan lembah kering untuk kemudian keluar ditempat lain sebagai mata air yang besar.
a.             Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bentang Alam Karst
1.      Faktor Fisik
·         Ketebalan Batugamping
·         Porositas dan Permeabilitas
·         Intesitas Struktur Terhadap Batuan
2.      Faktor Kimiawi
Faktor kimiawi yang berpengaruh dalam proses karstifikasi adalah kondisi kimia batuan dan kondisi kimia media pelarut.
·         Kondisi Kimia Batuan
·         Kondisi Kimia Media Pelarut
3.      Faktor Biologis
Aktifitas biologis dapat mempengaruhi pembentukan topografi kars, baik secara langsung maupun tidak langsung.
4.      Faktor Iklim dan Lingkungan
Iklim dan lingkungan merupakan dua hal yang sering kali sulit untuk dipisahkan. Lingkungan dalam arti sempit adalah kondisi disekitar tempat yang dimaksud (dalam hal ini adalah lahan pembentukan topografi kars) dan lingkungan dalam arti luas meliputi seluruh aspek biotik dan abiotik yang ada didaerah yang dimaksud.
b.            Proses Pembentukan Topografi Kars.
Von Engeln (1942) menyebutkan bahwa kondisi batuan yang menunjang terbentuknya topografi kars ada 4 , yaitu :
·         Mudah larut dan berada dipermukaan atau dekat dengan permukaan
·         masif, tebal dan terkekarkan
·         berada pada daerah yang curah hujannya sedang sampai tinggi
·         dikelilingi oleh lembah sehingga air permukaan dapat melalui rekahan-rekahan yang ada pada batuan sambil melarutkannya
Pembentukan topografi kars dimulai pada saat air permukaan memasuki rekahan yang diikuti oleh pelarutan batuan pada zona rekahan tersebut.
c.             Bentang Alam Hasil Proses Karstifikasi
Nama Kars menurut Thornbury (1964) dipakai pertama kali untuk menamakan sebuah daerah di Italia yaitu Carso. Daerah Carso merupakan dareah seluas kurang lebih 38.500 km2 dengan ketinggian mencapai 2.500 m yang litologinya berupa batugamping dimana gejala topografi kars berkembang baik didaerah ini. Daerah kars yang dimaksud tepatnya berada disebelah timur laut Laut Adriatic.
Bentuk morfologi yang menyusun suatu bentang alam kars dapat dibedakan menjadi dua macam (Srijono, 1984, dalam Widagdo, 1984), yaitu bentuk-bentuk konstruksional dan bentuk-bentuk sisa pelarutan.
1.      Bentuk-bentuk Konstruksional
Bentuk konstruksional adalah bentuk topogrfi yang dibentuk oleh proses pelarutan batugamping atau pengendapan material karbonat yang dibawa oleh air. Berdasarkan ukurannya, topografi konstruksional dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu bentuk-bentuk minor dan bentuk-bentuk mayor.
Menurut Bloom (1979), yang dimaksud dengan bentang alam kars minor adalah bentang alam yang tak dapat diamati pada foto udara atau peta topografi, sedang bentang alam kars mayo adalah bentang alam yang dapat diamati baik didalam foto udara atau peta topografi.
Bentuk-bentuk topografi kars minor adalah :
a.       Lapie
b.      Kars Split
c.       Parit Kars
d.      Palung Kars
e.       Speleothem
f.       Fitokars
Bentuk-bentuk topografi kars mayor adalah :
a.       Surupan
b.      Uvala
c.       Polje
d.      Jendela Kars
e.       Lembah Kars (Kars Valley)
Macam lembah kars, yaitu :
·         Allogenic Valley
·         Lembah Buta (Blind Valley)
·         Pocket Valley
·         Lembah Kering (Dry Valleys)
f.       Gua (Cave
g.      Terowongan dan Jembatan Alam
Bentuk-bentuk Sisa Pelarutan
a.       Kerucut Kars
b.      Menara Kars
c.       Mogote

   Bentang Alam Marine

            Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer ke arah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun.
Delta adalah suatu bentuk yang menjorok keluar dari garis pantai (seperti huruf D), terbentuk saat sungai masuk ke laut, dengan banyaknya suplai sedimen yang dibawa air sungai lebih cepat dibanding proses pendistribusian oleh proses-proses di pantai.
Proses yang Mempengaruhi Pembentukan Delta
1.      Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi dalam semua komponen sistem sungai. Pada daerah tropis, penyediaan volume air permukaan besar. Pelapukan fisika dan kimia berpengaruh terhadap tingkat sedimentasi.
2.      Debit Sungai
Debit sungai tergantung dari faktor iklim, mempengaruhi bentuk geometri delta. Delta dengan debit air dan sedimennnya tinggi dan konstan tiap tahunnya menghasilkan suatu tubuh pasir yang panjang dan lurus serta umumnya membentuk sudut yang besar terhadap garis pantai. Sebaliknya bila produk sedimen serta variasi debit air setiap tahunnya berbeda, maka terjadinya perombakan tubuh-tubuh pasir yang tadinya diendapkan oleh proses-proses laut dan cenderung membentuk tubuh delta yang sejajar dengan garis pantai.
3.      Produk Sedimen
Delta tidak akan terbentuk jika produk sedimennya terlalu kecil.
4.      Energi gelombang
Energi gelombang merupakan mekanisme penting dalam merubah dan mencetak sedimen delta yang berada di laut menjadi suatu bentuk tubuh pasir di daerah pantai.
5.      Proses Pasang Surut
Beberapa delta mayor di dunia didominasi oleh aktivitas pasang yang kuat. Diantaranya adalah delta Gangga-Brahmanaputra di Bangladesh, dan delta Ord di Australia.
6.      Arus pantai
Arus pantai mengorientasikan tubuh-tubuh pasir hingga membentuk sejajar atau hampir sejajar dengan arah aliran sungai.
7.      Kelerengan paparan
Kelerengan paparan benua sangat berperan dalam menentukan pola perpindahan delta, yang terjadi dalam waktu yang cukup lama.
8.      Bentuk Cekungan Penerima dan proses Tektonik
Bentuk cekungan penerima merupakan pengontrol terhadap konfigurasi delta serta pola perubahannya. Daerah dengan tektonik yang aktif dengan akumulasi sedimen yang sedikit, sulit terbentuk delta . sebaliknya untuk daerah dengan tektonik pasif dan akumulasi sedimen yang banyak akan terbentuk delta yang baik.
Syarat-Syarat terbentuknya Delta
a.       Arus sungai pada bagian muara mempunyai kecepatan yang minimum.
b.      Jumlah bahan yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak
c.       Laut pada daerah muara sungai cukup tenang.
d.      Pantainya relatif landai.
e.       Bahan-bahan hasil sedimentasi tidak terganggu oleh aktivitas air laut.
f.       Tidak ada gangguan tektonik, kecuali penurunan dasar laut seimbang dengan pengendapan sungai
Unsur-unsur Dasar Delta
a.       ungai : sebagai sarana pengangkut material
b.      Distributary Channel
c.       Delta Plain : Bagian delta yang berada di daratan, umumnya merupakan rawa-rawa.
d.      Delta Front / Delta Slope : bagian delta yang berada di depan delta plain, dan merupakan laut dangkal.
e.       Pro delta : bagian terdepan dari delta yang menuju ke laut lepas.

Pantai adalah jalur atau bidang yang memanjang, tinggi serta lebarnya dipengaruhi oleh pasang surut dari air laut, yang terletak antara daratan dan lautan (Thombury, 1969).
Faktor-faktor yang mempengaruhi morfologi pantai : pengaruh diatropisme, tipe batuan, struktur geologi, perubahan naik turunnya muka air laut, serta pengendapan sedimen asal daratan/sungai, erosi daratan dan angin.
Daerah pantai yang masih mendapat pengaruh air laut dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:
Beach (daerah pantai), yaitu daerah yang langsung mendapat pengaruh air laut dan selalu dapat dicapai oleh pasang naik dan pasang surut.
Shore line (garis pantai), yaitu jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan relatif merupakan batas antara daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa.
Coast (pantai), yaitu daerah yang berdekatan dengan laut dan masih mendapat pengaruh dari air laut.
Klasifikasi Pantai
1.      Klasifikasi Pantai Secara Klasik, Johnson (1919), dibagi menjadi :
a.       Pantai tenggelam (submergence coast)
dibentuk karena penenggelaman daratan atau naiknya muka laut, ciri : garis pantai tidak teratur, ada pulau-pulau di depan pantai, teluk yang dalam, dan lembah- lembah yang turun.
b.      Pantai Naik (emergence coast)
Pantai yang dibentuk oleh majunya garis pantai atau turunnya muka laut, ciri :
garis pantai relatif lurus, relief-relief rendah, terbentuknya undak-undakan pantai dan gosong pantai atau tanggul-tanggul dimuka pantai.
c.       Pantai Netral
Pantai yang tidak mengalami penenggelaman ataupun penaikkan dan biasanya dicirikan oleh adanya garis pantai yang relatif lurus, pantainya landai dan ombak tidak besar.
d.      Pantai Campuran
Pantai yang mempunyai kenampakan lebih dahulu terbentuk daripada yang lain. Seperti kanampakan undak pantai, lembah yang tenggelam, yang merupakan hasil dari naik turunnya permukaan air laut.
2.      Klasifikasi Pantai Berdasarkan Tenaga Geomorfik
Shepard (1963) dikutip Sunarto (1991) mengelompokkan pantai menjadi 2 (dua), yaitu :
a.       Pantai primer (muda).
Pantai primer terbentuk oleh tenaga-tenaga dari darat (erosi, deposisi darat, gunung api, sesar dan lipatan).
b.      Pantai sekunder (dewasa).
Pantai sekunder terjadi dari hasil proses laut, meliputi erosi laut, deposisi laut dan bentukan organik.
Macam-macam Pantai Primer
·         Pantai karena erosi dari daratan. Erosi baik oleh sungai maupun glasial sebelum mengalami pengangkatan.
·         Pantai yang dibentuk oleh pengendapan asal darat.
·         Pantai hasil pengendapan fluvial, misalnya pantai delta, pantai daratan aluvial yang turun (Pantai semarang).
·         Pantai pengendapan glasial, misalnya sebagai morena yang tenggelam atau sebagai drumline yang tenggelam
·         Pantai yang karena pengendapan pasir oleh angin (prograding sand dune).
Meluasnya tumbuh-tumbuhan pada pantai atau rawa bakau yang luas (contohnya pantai di dekat Townsvill, timur laut Queensland, australia).
·         Bentuk pantai akibat aktivitas volkanisme
·         Pantai yang dipengaruhi oleh aliran lava masa kini. Cirinya jika lavanya basa bentuk pantai tak teratur, kalau asam bentuk pantai lebih teratur.
Pantai amblesan volkanik dan pantai kaldera.
·         Pantai yang terbentuk akibat adanya pengaruh diatrophism atau tektonik
Pantai yang terbentuk karena patahan.
·         Pantai yang terbentuk karena lipatan
Macam-macam Pantai Sekunder
·         Bentuk pantai karena erosi laut
·         Pantai yang berliku-liku karena erosi gelombang
·         Pantai terjal yang lurus karena erosi gelombang
·         Bentuk pantai karena pengendapan laut
·         Pantai yang lurus karena pengendapan gosong pasir (bars) yang memotong teluk.
·         Pantai yang maju karena pengendapan laut.
·         Pantai dengan gosong pasir lepas pantai (offshore bars and longshore spit)
Klasifikasi Pantai secara Klimato- genetik
Dasar : hubungan antara energi gelombang dengan morfologi pantai, serta memperhatikan signifikasi peninggalan sejarah dan aspek-aspek geologis dalam evolusi pantai.
Dibagi menjadi :
a.       Pantai Lintang Rendah
Ciri : energi gelombang rendah dan lingkungan angin pasat. Sedimen pantai banyak, terdapat hubungan antara variasi morfologi pantai dan wilayah hujan. Mangrove tumbuh di daerah beriklim tropis panas-basah, sedangkan gumuk pantai terdapat di lingkungan yang beriklim tropik panas-kering.
b.       Pantai Lintang tengah
Terdapat di lingkungan gelombang berenergi tinggi. Karena aktivitas gelombang dan abrasi bertenaga tinggi itu, maka cliff dan bentukan yang berasosiasi dapat berkembang dengan baik.
c.       Pantai Lintang Tinggi
Pantai ini dicirikan dengan gelombang berenergi rendah. Kebanyakan merupakan sisa-sisa pembekuan. Perkembangan morfologi cliff dipengaruhi kuat oleh gerakan massa batuan dalam skala besar.

 Bentang Alam Struktural

     Bentang alam struktural adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan. Struktur geologi yang paling berpengaruh terhadap pembentukan morfologi adalah struktur geologi sekunder, yaitu struktur yang terbentuk setelah batuan itu ada.
Struktur sekunder biasanya terbentuk oleh adanya proses endogen yang bekerja adalah proses tektonik. Proses ini mengakibatkan adanya pengangkatan, pengkekaran, patahan dan lipatan yang tercermin dalam bentuk topografi dan relief yang khas. Bentuk relief ini akan berubah akibat proses eksternal yang berlangsung kemudian. Macam-macam proses eksternal yang terjadi adalah pelapukan (dekomposisi dan disintergrasi), erosi (air, angin atau glasial) serta gerakan massa (longsoran, rayapan, aliran, rebahan atau jatuhan).
a.       Beberapa kenampakan pada peta topografi yang dapat digunakan dalam penafsiran bentang alam struktural adalah :
1.      Pola pengaliran. Variasi pola pengaliran biasanya dipengaruhi oleh variasi struktur geologi dan litologi pada daerah tersebut.
2.      Kelurusan dari punggungan, puncak bukit, lembah, lereng dan lain-lain.
3.      Bentuk-bentuk bukit, lembah dll.
4.      Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol oleh struktur kekar, sesar atau lipatan.
b.      Macam-macam Bentang Alam Struktural
Bentang alam struktural dapat dikelompokkan berdasarkan struktur yang mengontrolnya. Srijono (1984, dikutip Widagdo, 1984), menggambarkan klasifikasi bentang alam struktural berdasarkan struktur geologi pengontrolnya menjadi 3 kelompok utama, yaitu dataran, pegunungan lipatan dan pegunungan patahan. Pada dasarnya struktur geologi yang ada tersebut dapat ditafsirkan keberadaannya melalui pola ataupun sifat dari garis kontur pada peta topografi.
2.      Bentang alam dengan struktur mendatar (Lapisan Horisontal)
Menurut letaknya (elevasinya) dataran dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
·         Dataran rendah, adalah dataran yang memiliki elevasi antara 0-500 kaki dari muka air laut.
·         Dataran tinggi(plateau/high plain ), adalah dataran yang menempati elevasi lebih dari 500 kaki diatas muka air laut.
3.      Bentang Alam dengan Struktur Miring
Hampir semua lapisan diendapkan dalam posisi yang mendatar. Sedimen yang mempunyai kemiringan asal diendapkan pada dasar pengendapan yang sudah miring, seperti pada lereng gunung api dan disekitar terumbu karang. Kemiringan lapisan sedimen yang demikian disebut kemiringan asal dengan sudut maksimum 350(Tjia, 1987).
Kebanyakan sedimen yang memperlihatkan kemiringan, disebabkan karena adanya proses geologi yang bekerja pada suatu daerah tersebut. Morfologi yang dihasilkan oleh proses tersebut akan memperlihatkan pola yang memanjang searah dengan jurus perlapisan batuan. Berdasarkan besarnya sudut kemiringan dari kedua lerengnya, terutama yang searah dengan kemiringan lapisan batuannya, bentang alam ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
·         Cuesta.Ø Pada cuesta sudut kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan. Sudut kelerengan kurang dari 450 (Thornbury, 1969, p.133), sedangkan Stokes & Varnes, 1955 : p.71 sudut kelerengannya kurang dari 200. Cuesta memiliki kelerengan fore slope yang lebih curam sedangkan back slopenya relatif landai pada arah sebaliknya sehingga terlihat tidak simetri.
·         Hogback. Pada hogback, sudut antara kedua sisinya relatif sama, dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan sekitar 450(Thornbury, 1969, p.133). sedangkan Stokes & Varnes, 1955 : p.71 sudut kelerengannya lebih dari 200. Hogback memiliki kelerengan fore slope dan back slope yang hampir sama sehingga terlihat simetri.
4.      Bentang alam dengan Stuktur Lipatan
Lipatan terjadi karena adanya lapisan kulit bumi yang mengalami gaya kompresi (gaya tekan). Pada suatu lipatan yang sederhana, bagian punggungan disebut dengan antiklin, sedangkan bagian lembah disebut sinklin.
Unsur-unsur yang terdapat pada struktur ini dapat diketahui dengan menafsirkan kedudukan lapisan batuannya. Kedudukan lapisan batuan(dalam hal ini arah kemiringan lapisan batuan) pada peta topografi, akan berlawanan arah dengan bagian garis kontur.
5.      Struktur antiklin dan sinklin
Pada prinsipnya penafsiran pada kedua struktur ini berdasarkan atas kenampakan fore slope/antidip slope dan back slope/dipslope yang terdapat secara berpasangan. Bila antidip slope saling berhadapan (infacing scarp), maka terbentuk lembah antiklin, sedangkan apabila yang saling berhadapan adalah back slope/dipslope, disebut lembah sinklin. Pola pengaliran yang dijumpai pada lembah antiklin biasanya adalah pola trellis.
6.      Struktur antiklin dan sinklin menunjam
Struktur ini merupakan kelanjutan atau perkembangan dari pegunungan lipatan satu arah (cuesta dan hogback) dan dua arah (sinklin dan antiklin). Bila tiga fore slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah antiklin menunjam. Sedangkan bila tiga back slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah sinklin menunjam .
7.      Struktur lipatan tertutup
·         Kubah.
Bentang alam ini mempunyai ciri-ciri kenampakan sebagai berikut :
o   Kedudukan lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah dalam).
o   Mempunyai pola kontur tertutup
o   Pola penyaluran radier dan berupa bukit cembung pada stadia muda
o   Pada stadia dewasa berbentuk lembah kubah dengan pola penyaluran annular.
·         Cekungan
Bentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut :
o   Kedudukan lapisan miring ke dalam (back slope ke arah dalam)
o   Mempunyai pola kontur tertutup
o   Pada stadia muda pola penyalurannya annular.
8.      Bentang Alam dengan Struktur Patahan
Patahan (sesar) terjadi akibat adanya gaya yang bekerja pada kulit bumi, sehingga mengakibatkan adanya pergeseran letak kedudukan lapisan batuan. Berdasarakan arah gerak relatifnya, sesar dibagi menjadi 5, yaitu:
·         Sesar normal/ sesar turun (normal fault)
·         Sesar naik( reverse fault)
·         Sesar geser mendatar (strike-slip fault)
·         Sesar diagonal (diagonal fault/ oblique-slip fault)
·         Sesar rotasi (splintery fault/hinge fault)

Secara umum bentang alam yang dikontrol oleh struktur patahan sulit untuk menentukan jenis patahannya secara langsung. Untuk itu, dalam hal ini hanya akan diberikan ciri umum dari kenampakan morfologi bentang alam struktural patahan, yaitu :
·         Beda tinggi yang menyolok pada daerah yang sempit.
·         Mempunyai resistensi terhadap erosi yang sangat berbeda pada posisi/elevasi yang hampir sama.
·         Adanya kenampakan dataran/depresi yang sempit memanjang.
·         Dijumpai sistem gawir yang lurus(pola kontur yang lurus dan rapat).
·         Adanya batas yang curam antara perbukitan/ pegunungan dengan dataran yang rendah.
·         Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan, dan membelok tiba-tiba dan menyimpang dari arah umum.
·         Sering dijumpai(kelurusan) mata air pada bagian yang naik/terangkat
·         Pola penyaluran yang umum dijumpai berupa rectangular, trellis, concorted serta modifikasi ketiganya.
·         Adanya penjajaran triangular facet pada gawir yang lurus.


0 Response to "Macam Macam Bentang Alam"

Posting Komentar