Macam Macam Bentang Alam
Bentang Alam Fluvial
Bentang Alam fluvial adalah seluruh
bentukan geomorfologi di permukaan bumi akibat aktifitas sungai yang
menyebabkan terjadinya erosi, pengangkutan dan pengendapan material di
permukaan bumi.
a. Sungai
Sungai adalah air tawar yang mengalir
dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau atau sungai yang
lebih besar, aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari limpasan.
Sungai dicirikan oleh arus yang searah dan relatif kencang, dengan kecepatan
berkisar antar 0,1–1,0 m/detik, serta sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim, dan
pola drainase. Pada perairan sungai, biasanya terjadi pencampuran massa air
secara menyeluruh dan tidak terbentuk stratifikasi kolom air seperti pada
perairan lentik. Kecepatan arus, erosi, dan sedimentasi merupakan fenomena yang
biasa terjadi di sungai sehingga kehidupan flora dan fauna sangat dipengaruhi
oleh ketiga variable tersebut.
b. Klasifikasi
Lembah Sungai
Klasifikasi lembah sungai berdasarkan
atas genetik Sebagaimana diketahui bahwa klasifikasi genesa sungai ditentukan
oleh hubungan struktur perlapisan batuannya. Genetika sungai dapat dibagi
sebagai berikut:
·
Sungai Superposed atau sungai Superimposed
adalah sungai yang terbentuk diatas permukaan bidang struktur dan dalam
perkembangannya erosi vertikal sungai memotong ke bagian bawah hingga mencapai
permukaan bidang struktur agar supaya sungai dapat mengalir ke bagian yang
lebih rendah. Dengan kata lain sungaisuperposed adalah sungai yang berkembang
belakangan dibandingkan pembentukan struktur batuannya.
·
Sungai Antecedent adalah sungai yang lebih dulu
ada dibandingkan dengan keberadaan struktur batuanya dan dalam perkembangannya
air sungai mengikis hingga ke bagian struktur yang ada dibawahnya. Pengikisan
ini dapat terjadi karena erosi arah vertikal lebih intensif dibandingkan arah
lateral.
·
Sungai Konsekuen adalah sungai yang berkembang
dan mengalir searah lereng topografi aslinya. Sungai konsekuen sering
diasosiasikan dengan kemiringan asli dan struktur lapisan batuan yang ada
dibawahnya. Selama tidak dipakai sebagi pedoman, bahwa asal dari pembentukan
sungai konsekuen adalah didasarkan atas lereng topografinya bukan pada
kemiringan lapisan batuannya.
·
Sungai Subsekuen adalah sungai yang berkembang
disepanjang suatu garis atau zona yang resisten. sungai ini umumnya dijumpai
mengalir disepanjang jurus perlapisan batuan yang resisten terhadap erosi,
seperti lapisan batupasir. Mengenal dan memahami genetika sungai subsekuen
seringkali dapat membantu dalam penafsiran geomorfologi.
·
Sungai Resekuen. Lobeck (1939) mendefinisikan
sungai resekuen sebagai sungai yang mengalir searah dengan arah kemiringan
lapisan batuan sama seperti tipe sungai konsekuen. Perbedaanya adalah sungai
resekuen berkembang belakangan.
·
Sungai Obsekuen. Lobeck juga
mendefinisikan sungai obsekuen sebagai sungai yang mengalir berlawanan arah
terhadap arah kemiringan lapisan dan berlawanan terhadap sungai konsekuen.
Definisi ini juga mengatakan bahwa sungai konsekuen mengalir searah dengan arah
lapisan batuan.
·
Sunggai Insekuen adalah aliran
sungai yang mengikuti suatu aliran dimana lereng tidak dikontrol oleh faktor
kemiringan asli, struktur atau jenis batuan.
c. Beberapa
aspek dari pola pengaliran sungai menjadi sangat penting untuk pertimbangan
dalam interpretasi geomorfologi, terutama:
·
Klasifikasi genetik sungai, hubungan sungai
dengan kemiringan asli, batuan yang berada dibawah aliran sungai, dan
struktur geologi.
·
Tahapan perkembangan suatu sungai
·
Pola pengaliran sungai
·
Anomali pengaliran dalam suatu pola aliran
·
Karakteristik detail seperti gradien sungai,
kerapatan sungai, bentuk cekungan dan ukuran/dimensi, kemiringan cekungan
dan kemiringan bagian hulu suatu lembah.
·
Jentera geomorfik.Kombinasi dari aspek-aspek
tersebut diatas sangat mungkin membantu dalam mengidentifikasi litologi,
korelasi stratigrafi, pemetaan struktur geologi, menetukan sejarah tektonik dan
sejarah geomorfologi. Berkut ini adalah uraian mengenai kombinasi antara
struktur, litologi dan aktivitas sungai.
Bentang Alam Glasial
Gletser
merupakan massa es yang mampu bertahan lama dan mapu bergerak karena pengaruh
gravitasi. Gletser terbentuk karena salju yang mengalami kompaksi dan
rekristalisasi. Gletser dapat berkembang di suatu tempat setelah melewati
beberapa periode tahun dimana es terakumulasi dan tidak melebur atau hilang.
Ada dua tipe bentang alam glasial :
Ada dua tipe bentang alam glasial :
·
Alpine Glaciation → terbentuk pada
daerah pegunungan.
·
Continental Glaciation → bila suatu
wilayah yang luas tertutup gletser.
Gletser terbentuk di daerah kutub
yang tingkat peleburannya pada musim panas sangat kecil. Gletser terbentuk oleh
akumulasi es dengan faktor-faktor pendukung sebagai berikut :
·
Tingginya tingkat presipitasi
·
Suhu lingkungan yang sangat rendah
·
Pada musim dingin es terakumulasi dalam
jumlah besar
·
Pada musim panas tingkat peleburannya
rendah
Benua Antartika menyimpan lebih
dari 85 % cadangan es dunia, 10 % berada di Greenland dan 5 % sisanya tersebar
di tempat lain di seluruh dunia. Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa
Antartika menyimpan cadangan air dunia dalam jumlah besar, sehingga bila es di
Antartika meleleh maka muka air laut akan meningkat 60 meter (200 feet) yang
dapat mngakibatkan banjir dan daratan tenggelam.
Tipe-tipe gletser :
·
Valley Glacier
Merupakan gletser pada suatu lembah
dan dapat mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Pada valley
glacier juga terdapat ankak-anak sungai. Valley Glacier terdapat pada alpine
glaciation.
·
Ice Sheet
Merupakan massa es yang tidak
mengalir pada valley glacier tetapi menutup dataran yang luas biasanya >
50.000 kilometer persegi. Ice sheet terdapat pada continental glaciation yaitu
pada Greenland dan Antartika
·
Ice cap
Merupakan ice sheet yang lebih
kecil, terdapat pada daerah pegunungan seperti valley glacier contohnya di Laut
Arktik, Canada, Rusia dan Siberia. Ice sheet dan ice cap mengalir ke bawah dan
keluar dari pusat (titik tertinggi).
·
Ice berg
Ice shet yang bergerak kebawah
karena pengaruh gravitasi dan akhirnya hilang / terbuang dalam jumlah besar,
bila mengenai tubuh air maka balok-balok es tersebut akan pecah dan mengapung
bebas di permukaan air, hal ini disebut ice berg.
a. Proses
Pembentukan Glatser
Snowfall terbentuk dari bubuk salju
yang warnanya terang, dengan udara yang terjebak diantara keenam sisinya
(snowflakes). Snowflake akan mengendap pada suatu tempat dan mengalami kompaksi
karena berat jenisnya dan udara keluar. Sisi-sisi snowflakes yang jumlahnya
enam akan hancur dan berkonsolidasi menjadi salju yang berbentuk granular
(granular snow) lalu mengalami sementasi membentuk es geltser (glacier ice).
Transisi dari bentuk salju menjadi gletser dinamakn firn.
glacial budget :
glacial budget :
1. Positive
budgetbila dalam periode waktu tertentu, jumlah gletser > es yang
meleleh/hilang.
2. Negative
budget → bila terjadi penurunan volume gletser (menyusut).
b. Bentang
alam karena proses erosi.
Bentang Alam Karena proses erosi
yang berasosiasi dengan Alpine Glaciation.
Glacier valley → berbentuk U karena proses glasial→ berbentuk V karena erosi sungai
Lembah terbentuk karena sungai mengalami pelurusan oleh aliran air akibat hantaman massa es yang tidak fleksibel. Bentang alam akibat erosi yang terbentuk pada alpine glaciation antara lain :
Glacier valley → berbentuk U karena proses glasial→ berbentuk V karena erosi sungai
Lembah terbentuk karena sungai mengalami pelurusan oleh aliran air akibat hantaman massa es yang tidak fleksibel. Bentang alam akibat erosi yang terbentuk pada alpine glaciation antara lain :
1. Truncated
Spurs merupakan bagian bawah tepi
lembah yang terpotong triangular faced karena erosi glasial. Makin tebal
gletser makin besar erosi pada bagian bawah lantai lembah. Makin besar erosi
maka mengakibatkan pendalaman lembah dan anak sungainya sedikit.
2. Hanging
valley
Ketika gletser tidak terlihat lagi,
anak sungai yang tersisa menyisakan hanging valley yang tinggi diatas lembah
utama. Meskipun proses glasial membentuk lembah menjadi lurus dan memperhalus
dinding lembah, es meyebabkan permukaan batuan dibawahnya terpotong menjadi
beberapa bagian, tergantung resistensinya terhadap erosi glasial.
3. Rock
basin lake
Air meresap pada celah batuan,
membeku dan memecah batuan sehingga lapisan batuan kehilangan bagiannya,
digantikan es dan ketika melelh kembali terbentuk rock basin lake.
4. Cirques
Merupakan sisi bagian dalam yang dilingkari glacier valley, berisi gletser dari glacier valley yang tumpah ke bawah. Terbenruk karena proses glasial, pelapukan dan erosi dinding lembah.
Merupakan sisi bagian dalam yang dilingkari glacier valley, berisi gletser dari glacier valley yang tumpah ke bawah. Terbenruk karena proses glasial, pelapukan dan erosi dinding lembah.
5. Bergschrund
Merupakan batuan yang telah pecah, berguling-guling dan jatuh ke valley glacier lalu jatuh ke crevasse.
Merupakan batuan yang telah pecah, berguling-guling dan jatuh ke valley glacier lalu jatuh ke crevasse.
6. Horn
Merupakan puncak yang tajam karena cirques yang terpotong / ada bagian yang hilang karena erosi ke arah hulu pada beberapa sisinya.
Merupakan puncak yang tajam karena cirques yang terpotong / ada bagian yang hilang karena erosi ke arah hulu pada beberapa sisinya.
7. Aretes
Merupakan sisi dinding lembah yang mengalami pemotongan dan pendalaman sehingga bagian tepinya menjadi tajam, karena proses frost wedging.
Merupakan sisi dinding lembah yang mengalami pemotongan dan pendalaman sehingga bagian tepinya menjadi tajam, karena proses frost wedging.
8. Crevasses
Merupakan celah yang lebar (terbuka). Bila celah tertutup (sempit) disebut closed crevasses.
Merupakan celah yang lebar (terbuka). Bila celah tertutup (sempit) disebut closed crevasses.
c. Bentang
Alam Karena Proses Pengendapan Gletser
1. Till
Merupakan batuan yang hancur dari
dinding lembah yang terendapkan mengisi valley glacier, berasal dari ice sheet
membawa fragmen batuan yang terkikis (fragmennya lancip) karena bertabrakan dan
saling bergesek dengan batuan lain. Berukuran clay-boulder, unsorted.
2. Erratic
Merupakan es berukuran boulder yang tertransport oleh es yang berasal dari lapisan batuan yang jauh letaknya.
Merupakan es berukuran boulder yang tertransport oleh es yang berasal dari lapisan batuan yang jauh letaknya.
3. Moraines
Merupakan till yang terbawa jauh glacier dan tertinggal / mengendap setelah glacier menyusut. Material-material lepas yang jatuh dari lereng yang terjal sepanjang valley glacierterakumulasi pada sepanjang sisi es.
Merupakan till yang terbawa jauh glacier dan tertinggal / mengendap setelah glacier menyusut. Material-material lepas yang jatuh dari lereng yang terjal sepanjang valley glacierterakumulasi pada sepanjang sisi es.
Lateral Moraines → Moraines yang
tertimbun sepanjang sisi gletser
Medial Moraines → Gabungan
anak-anak sungai yang dekat Lateral Moraines membawa gletser turun sepanjang
sisi till, dari atas tampak seperti multilane highway (lintasan-lintasan pada
daerah tinggi).
End Moraines → Tepi till yang
tertimbun sepanjang sisi es, merupakan terminus yang tersisa yang tetap selama
beberapa tahun, mudah dilihat. Valley glacier membentuk end moraines yang
berbentuk seperti bulan sabit.
Bentuk-bentuk End Moraines :
Bentuk-bentuk End Moraines :
·
Terminal Moraines → End Moraines yang
terbentuk karena terminus bergerak maju jauh dari es.
·
Recessional Moraines → End Moraines yang
terbentuk karena terminus tidak mengalami perubahan (tetap).
·
Ground Moraines → Till yang tipis,
seperti lapisan-lapisan karena batuan yang terseret aleh gletser lalu
mengendap.
4. Drumlin
Merupakan ground moraines yang terbentuk kembali seperti alur-alur sungai lembah till, bentuknya seperti sendok terbalik. Porosnya sejajar dengan arah gerakan es. Dihasilkan oleh ice sheet yang tertransport jauh dan terbentuk kembali menjadi endapan till setelah melalui lereng yang dangkal.
Merupakan ground moraines yang terbentuk kembali seperti alur-alur sungai lembah till, bentuknya seperti sendok terbalik. Porosnya sejajar dengan arah gerakan es. Dihasilkan oleh ice sheet yang tertransport jauh dan terbentuk kembali menjadi endapan till setelah melalui lereng yang dangkal.
Bentang Alam Denudasional
Denudasi adalah kumpulan proses yang mana,
jika dilanjutkan cukup jauh, akan mengurangi semua ketidaksamaan permukaan bumi
menjadi tingkat dasar seragam. Dalam hal ini, proses yang utama adalah
degradasi, pelapukan, dan pelepasan material, pelapukan material permukaan bumi
yang disebabkan oleh berbagai proses erosi dan gerakan tanah. Kebalikan dari
degradasi adalah agradasi, yaitu berbagai proses eksogenik yang menyebabkab
bertambahnya elevasi permukaan bumi karena proses pengendapan material hasil
proses degradasi.
Proses
yang mendorong terjadinya degradasi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
1.
Pelapukan, produk dari regolith dan saprolite ( bahan rombakan dan tanah)
2.
Transport, yaitu proses perpindahan bahan rombakan terlarut dan tidak terlarut
karena erosi dan gerakan tanah.
a. Pelapukan
Pelapukan
merupakan proses perubahan keadaan fisik dan kimia suatu batuan pada atau dekat
dengan permukaan bumi [tidak termasuk erosi dan pengangkutan hasil perubahan
itu]. Ketika batuan tersingkap, mereka akan menjadi subjek dari semua hasil
proses pemisahan / dekomposisi batuan insitu.
Pemisahan
batuan umumnya disebabkan karena pengaruh kimia, fisika, organisme, ataupun
kombinasi dari ketiganya.
Tipe
proses pelapukan pada kenyataan dan tingkat aktivitasnya dipengauhi oleh :
·
Sort / pemilahan
·
Iklim
·
Topografi / morfologi
·
Proses geomorfologi
·
Vegetasi dan tata guna lahan
Pada iklim lembab dan hangat, yang
dominan adalah pelapukan kimia. Pada kondisi iklim kering pada musim baik
kemarau maupun penghujan, akan didominasi pelapukan fisika yang merata.
Sedangkan pada zona iklim dimana temperatur dan kelembaban dapat mendukung
kehidupan organisme, pelapukan biologilah yang mendominasi.
b. Erosi
Air Permukaan
Erosi adalah suatu kelompok proses
terlepasnya material permukaan bumi hasil pelapukan yang dipengaruhi tenaga
air, angin, dan es. Ini juga termasuk perpindahan partikel dengan pemisahan
karena pengaruh turunnya hujan dan terbawa sepanjang aliran sebagaiman suatu
arus melalui darat. Ketika arus menjadi seragam secara relatif dan tipis
[sempit], partikel dipindahkan dari permukaan tanpa adanya konsentrasi erosi
Erosi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
·
Erosi normal, terjadi secara alamiah
dengan laju penghancuran dan pengangkutan tanahnya sangat lambat sehingga
memungkinkan kesetimbangan antara proses penghancuran dan pengangkutan dengan
proses pembentukan tanah.
·
Erosi dipercepat, terjadi akibat
pengaruh manusia sehingga laju erosi jauh lebih besar daripada pembentukan
tanah.
Berdasarkan bentukannya, erosi
dapat dibedakan menjadi 4 macam, antara lain :
·
Erosi percik, merupakan tahap pertama
dari hujan yang menyebabkan erosi. Erosi ini disebabkan oleh tenaga kinetis
jatuhnya butir hujan ke permukaan tanah. Erosi ini dapat menghancurkan
porositas tanah karena pori – pori tanah menjadi lebih kecil atau terjadi
penyumbatan pori – pori, sehingga daya infiltrasinya berkurang maka terjadilah
pelumpuran yang mengakibatkan penurunan daya infiltrasi lebih drastis lagi.
Dengan demikian akan memperbesar exsess aliran permukaan atau yang dapat
mengakibatkan terjadinya penggenangan pada topografi datar atau terjadi aliran
permukaan pada topografi miring. Selanjutnya hal ini mengakibatkan terjadinya
erosi lembar.
·
Erosi lembar, adalah pengangkutan
lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan bidang tanah. Kekuatan
jatuh butir hujan dan aliran di permukaan merupakan penyebab utama erosi ini.
Dari segi energi, pengaruh butir hujan lebih besar karena kecepatan jatuhnya
sekitar 6 sampai 10 m/detik. Kehilangan lapisan atas yang subur tersebut secara
seragam, sehingga tidak kentara dan meliputi areal yang luas. Proses erosi ini
sangat berbahayakarena disadari adanya setelah erosinya berjalan lanjut.
·
Erosi alur, terjadi pada tanah yang tidak
rata, maka air akan terkonsentrasi dan mengalir pada tempat – tempat yang
rendah sehingga pemindahan tanah lebih banyak terjadi pada tempat – tempat
tersebut. Erosi ini biasa pada tanah – tanah yang biasa ditanami tanaman yang
ditanam berbaris menurut lereng. Apabila erosi alur tidak segera ditanggulangi
maka akan terjadi erosi parit.
·
Erosi parit, prosesnya sama dengan erosi
alur, tetapi saluran – saluran yang terbentuk sudah dalam. Erosi parit yang
terbentuk berukuran lebar sekitar 40 cm dan kedalaman 25 cm, sedangkan yang
lanjut dapat mencapai kedalaman > 30 cm. Erosi ini dapat berbentuk V atau U,
tergantung dari kepekaan substratanya. Bentuk V lebih umum terjadi, tetapi pada
daerah yang substratanya mudah lepas akan membentuk huruf U.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
erosi antara lain :
·
Iklim
·
Relief
·
Vegetasi
Vegetasi akan berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Aspek pengaruh tersebut adalah :
Vegetasi akan berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Aspek pengaruh tersebut adalah :
o
Intersepsi hujan oleh tajuk, sehingga
mengurangi jumlah hujan di permukaan tanah.
o
Mengurangi kecepatan aliran permukaan
dan kekuatan perusak air.
o
Pengaruj akar dan kegiatan biologi
terhadap ketahanan struktur tanah dan infiltrasi.
o
Pengaruh terhadap porositas tanah
menjadi lebih besar.
o
Peristiwa transpirasi yang dapat
mengurangi kandungan air tanah sehingga yang datang kemudian dapat masuk ke
dalam tanah lagi.
·
Tanah
·
Manusia
c. Gerakan
Tanah
Gerakan tanah adalah perpindahan
massa tanah atau batuan pada arah tegak, datar, atau miring dari kedudukannya
semula, yang terjadi bila ada gangguan kesetimbangan pada saat itu.
Ada empat jenis utama gerakan massa
:
1. Falls
[runtuhan]
Ada 3 macam, yaitu :
·
Runtuhan batuan
·
Runtuhan tanah
·
Runtuhan bahan rombakan
2. Lides
[longsoran]
Ada 4 macam, yaitu :
·
Nendatan [slump]
·
Blok glide
·
Longsoran batuan
·
Longsoran bahan rombakan
3. Flows
[aliran]
Ada 6 macam, yaitu :
·
Aliran tanah
·
Aliran fragmen batuan
·
Sand run
·
Loess flow [dry]
·
Debris avalanche
·
Sand flow dan Silt flow
4. Kompleks
Merupakan gabungan dari berbagai
macam gerakan tanah, biasanya satu macam gerakan tanah lalu diikuti oleh macam
gerakan tanah yang lain.
Gerakan tanah yang lain yaitu :
Gerakan tanah yang lain yaitu :
·
Creep
·
Amblesan \
Dengan demikian penyebab terjadinya gerakan tanah adalah :
Dengan demikian penyebab terjadinya gerakan tanah adalah :
o
Kemiringan tanah
o
Jenis batuan / tanah
o
Struktur geologi
o
Curah hujan
o
Penggunaan tanah dan pembebanan massa
o
Getaran
d. Beberapa
bentuklahan degradasi
·
Footslopes
·
Inselberg/ pemandangan bersifat sisa
·
Peneplain
e. Beberapa
Bentuklahan Agradasi
·
Kipas
·
Lembah Infilled.
Bentang Alam Vulkanik
Bentang
alam vulkanik adalah bentang alam yang proses pembentukannya dikontrol oleh
proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi. Bentang alam
vulkanik selalu dihubungkan dengan gerak-gerak tektonik. Gunung-gunung api biasanya
dijumpai di depan zona penunjaman (subduction zone).
a. Berdasarkan
proses terjadinya ada tiga macam vulkanisme,yaitu :
1. Vulkanisme
Letusan, dikontrol oleh magma yang bersifat asam yang kaya akan gas, bersifat
kental dan ledakan kuat. Vulkanisme ini biasanya menghasilkan material
piroklastik dan membentuk gunungapi yang tinggi dan terjal.
2. Vulkanisme
Lelehan, dikontrol oleh magma yang bersifat basa, sedikit mengandung gas, magma
encer dan ledakan lemah. Vulkanisme ini biasanya menghasilkan gunungapi yang rendah
dan berbentuk perisai, misalnya Dieng, Hawai.
3. Vulkanisme
Campuran, dipengaruhi oleh magma intermediet yang agak kental. Vulkanisme ini
menghasilkan gunungapi strato, misalnya Gunung Merapi dan Merbabu.
b. Berdasarkan
lokasi pusat kegiatan, Rittmann (1962) membuat klasifikasi letusan gunungapi,
yaitu :
1. Letusan
pusat (terminal eruption), dimana lubang kepundan merupakan saluran utama bagi
peletusan.
2. Letusan
samping (subterminal effusion), akan terbentuk apabila magma yang membentuk
sill sempat menerobos ke permukaan, pada lereng gunungapi.
3. Letusan
lateral (lateral eruption), dimana korok melingkar (ring dike) dapat berfungsi
sebagai saluran magma ke permukaan.
4. Letusan
di luar pusat (excentric eruption), terjadi di bagian kaki gunungapi, dengan
sistem saluran magma tersendiri yang tak ada kaitannya dengan lubang kepundan
utama.
Bentang Alam Eolian
Bentang alam eolian merupakan bentang alam
yang dibentuk karena aktivitas angin. Bentang alam ini banyak dijumpai pada
daerah gurun pasir. Gurun pasir sendiri lebih diakibatkan adanya pengaruh
iklim. Gurun pasir diartikan sebagai daerah yang mempunyai curah hujan
rata-rata kurang dari 26 cm/tahun. Gurun pasir tropik terletak pada daerah
antara 350 LU sampai 350 LS, yaitu pada daerah yang mempunyai tekanan udara
tinggi dengan udara sangat panas dan kering. Gurun pasir lintang rendah
terdapat di tengah-tengah benua yang terletak jauh dari laut atau terlindung
oleh gunung-gunung dari tiupan angin laut yang lembab sehingga udar yang
melewati gunung dan sampai pada daerah tersebut adalah udara yang kering.
1.
Proses-Poses Oleh Angin
Angin meskipun bukan
sebagai agen geomorfik yang sangat penting (topografi yang dibentuk oleh angin
tidak banyak dijumpai), namun tetap tidak dapat diabaikan. Proses-proses yang
disebabkan oleh angin meliputi erosi, transportasi dan deposisi.
a. Erosi
oleh angin
Erosi oleh angin dibedakan menjadi dua
macam, yaitu deflasi dan abrasi/korasi. Deflasi adalah proses lepasnya tanah
dan partikel-partikel kecil dari batuan yang diangkut dan dibawa oleh angin.
Sedangkan abrasi merupakan proses penggerusan batuan dan permukaan lain oleh
partikel-partikel yang terbawa oleh aliran angin.
b. Transportasi
oleh angin
Cara
transportasi oleh angin pada dasarnya sama dengan transportasi oleh air yaitu
secara melayang (suspension) dan menggeser di permukaan (traction). Secara umum
partikel halus (debu) dibawa secara melayang dan yang berukuran pasir dibawa
secara menggeser di permukaan (traction). Pengangkutan secara traction ini
meliputi meloncat (saltation) dan menggelinding (rolling).
c. Pengendapan
oleh angin
Jika
kekuatan angin yang membawa material berkurang atau jika turun hujan, maka
material-material (pasir dan debu) tersebut akan diendapkan.
2.
Macam-Macam Bentang Alam Eolian
Dilihat
dari proses pembentukannya, bentang alam eolian dapat dikelompokkan menjadi 2,
yaitu bentang alam akibat proses erosi oleh angin dan bentang alam akibat prose
pengendapan oleh angin.
Bentang Alam Kars
Karst
adalah Suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan litologi berupa batuan
yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran yang tidak teratur,
aliran sungainya secara tiba-tiba masuk kedalam tanah dan meninggalkan lembah
kering untuk kemudian keluar ditempat lain sebagai mata air yang besar.
a.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bentang
Alam Karst
1. Faktor
Fisik
·
Ketebalan Batugamping
·
Porositas dan Permeabilitas
·
Intesitas Struktur Terhadap Batuan
2. Faktor
Kimiawi
Faktor kimiawi yang berpengaruh
dalam proses karstifikasi adalah kondisi kimia batuan dan kondisi kimia media pelarut.
·
Kondisi Kimia Batuan
·
Kondisi Kimia Media Pelarut
3. Faktor
Biologis
Aktifitas biologis dapat
mempengaruhi pembentukan topografi kars, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
4. Faktor
Iklim dan Lingkungan
Iklim dan lingkungan merupakan dua
hal yang sering kali sulit untuk dipisahkan. Lingkungan dalam arti sempit
adalah kondisi disekitar tempat yang dimaksud (dalam hal ini adalah lahan
pembentukan topografi kars) dan lingkungan dalam arti luas meliputi seluruh
aspek biotik dan abiotik yang ada didaerah yang dimaksud.
b.
Proses Pembentukan Topografi Kars.
Von Engeln (1942) menyebutkan bahwa
kondisi batuan yang menunjang terbentuknya topografi kars ada 4 , yaitu :
·
Mudah larut dan berada dipermukaan atau
dekat dengan permukaan
·
masif, tebal dan terkekarkan
·
berada pada daerah yang curah hujannya
sedang sampai tinggi
·
dikelilingi oleh lembah sehingga air
permukaan dapat melalui rekahan-rekahan yang ada pada batuan sambil
melarutkannya
Pembentukan topografi kars dimulai pada saat air permukaan memasuki rekahan yang diikuti oleh pelarutan batuan pada zona rekahan tersebut.
Pembentukan topografi kars dimulai pada saat air permukaan memasuki rekahan yang diikuti oleh pelarutan batuan pada zona rekahan tersebut.
c.
Bentang Alam Hasil Proses Karstifikasi
Nama Kars menurut Thornbury (1964)
dipakai pertama kali untuk menamakan sebuah daerah di Italia yaitu Carso.
Daerah Carso merupakan dareah seluas kurang lebih 38.500 km2 dengan ketinggian
mencapai 2.500 m yang litologinya berupa batugamping dimana gejala topografi
kars berkembang baik didaerah ini. Daerah kars yang dimaksud tepatnya berada
disebelah timur laut Laut Adriatic.
Bentuk morfologi yang menyusun suatu
bentang alam kars dapat dibedakan menjadi dua macam (Srijono, 1984, dalam
Widagdo, 1984), yaitu bentuk-bentuk konstruksional dan bentuk-bentuk sisa
pelarutan.
1. Bentuk-bentuk
Konstruksional
Bentuk konstruksional adalah bentuk
topogrfi yang dibentuk oleh proses pelarutan batugamping atau pengendapan
material karbonat yang dibawa oleh air. Berdasarkan ukurannya, topografi
konstruksional dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu bentuk-bentuk minor
dan bentuk-bentuk mayor.
Menurut Bloom (1979), yang dimaksud
dengan bentang alam kars minor adalah bentang alam yang tak dapat diamati pada
foto udara atau peta topografi, sedang bentang alam kars mayo adalah bentang
alam yang dapat diamati baik didalam foto udara atau peta topografi.
Bentuk-bentuk topografi kars minor
adalah :
a. Lapie
b. Kars
Split
c. Parit
Kars
d. Palung
Kars
e. Speleothem
f. Fitokars
Bentuk-bentuk topografi kars mayor
adalah :
a. Surupan
b. Uvala
c. Polje
d. Jendela
Kars
e. Lembah
Kars (Kars Valley)
Macam lembah kars, yaitu :
·
Allogenic Valley
·
Lembah Buta (Blind Valley)
·
Pocket Valley
·
Lembah Kering (Dry Valleys)
f. Gua
(Cave
g. Terowongan
dan Jembatan Alam
Bentuk-bentuk Sisa Pelarutan
a. Kerucut
Kars
b. Menara
Kars
c. Mogote
Bentang Alam Marine
Aktifitas marine yang utama adalah
abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan
yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar
sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer ke arah
darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana
efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir
ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi
kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api,
perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun.
Delta
adalah suatu bentuk yang menjorok keluar dari garis pantai (seperti huruf D),
terbentuk saat sungai masuk ke laut, dengan banyaknya suplai sedimen yang
dibawa air sungai lebih cepat dibanding proses pendistribusian oleh
proses-proses di pantai.
Proses yang Mempengaruhi Pembentukan Delta
Proses yang Mempengaruhi Pembentukan Delta
1. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses
fisika, kimia, dan biologi dalam semua komponen sistem sungai. Pada daerah
tropis, penyediaan volume air permukaan besar. Pelapukan fisika dan kimia
berpengaruh terhadap tingkat sedimentasi.
2. Debit
Sungai
Debit sungai tergantung dari faktor
iklim, mempengaruhi bentuk geometri delta. Delta dengan debit air dan
sedimennnya tinggi dan konstan tiap tahunnya menghasilkan suatu tubuh pasir
yang panjang dan lurus serta umumnya membentuk sudut yang besar terhadap garis
pantai. Sebaliknya bila produk sedimen serta variasi debit air setiap tahunnya
berbeda, maka terjadinya perombakan tubuh-tubuh pasir yang tadinya diendapkan
oleh proses-proses laut dan cenderung membentuk tubuh delta yang sejajar dengan
garis pantai.
3. Produk
Sedimen
Delta tidak akan terbentuk jika
produk sedimennya terlalu kecil.
4. Energi
gelombang
Energi gelombang merupakan
mekanisme penting dalam merubah dan mencetak sedimen delta yang berada di laut
menjadi suatu bentuk tubuh pasir di daerah pantai.
5. Proses
Pasang Surut
Beberapa delta mayor di dunia
didominasi oleh aktivitas pasang yang kuat. Diantaranya adalah delta
Gangga-Brahmanaputra di Bangladesh, dan delta Ord di Australia.
6. Arus
pantai
Arus pantai mengorientasikan
tubuh-tubuh pasir hingga membentuk sejajar atau hampir sejajar dengan arah
aliran sungai.
7. Kelerengan
paparan
Kelerengan paparan benua sangat
berperan dalam menentukan pola perpindahan delta, yang terjadi dalam waktu yang
cukup lama.
8. Bentuk
Cekungan Penerima dan proses Tektonik
Bentuk cekungan penerima merupakan
pengontrol terhadap konfigurasi delta serta pola perubahannya. Daerah dengan
tektonik yang aktif dengan akumulasi sedimen yang sedikit, sulit terbentuk
delta . sebaliknya untuk daerah dengan tektonik pasif dan akumulasi sedimen
yang banyak akan terbentuk delta yang baik.
Syarat-Syarat terbentuknya Delta
Syarat-Syarat terbentuknya Delta
a. Arus
sungai pada bagian muara mempunyai kecepatan yang minimum.
b. Jumlah
bahan yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak
c. Laut
pada daerah muara sungai cukup tenang.
d. Pantainya
relatif landai.
e. Bahan-bahan
hasil sedimentasi tidak terganggu oleh aktivitas air laut.
f. Tidak
ada gangguan tektonik, kecuali penurunan dasar laut seimbang dengan pengendapan
sungai
Unsur-unsur Dasar Delta
a. ungai
: sebagai sarana pengangkut material
b. Distributary
Channel
c. Delta
Plain : Bagian delta yang berada di daratan, umumnya merupakan rawa-rawa.
d. Delta
Front / Delta Slope : bagian delta yang berada di depan delta plain, dan
merupakan laut dangkal.
e. Pro
delta : bagian terdepan dari delta yang menuju ke laut lepas.
Pantai adalah jalur atau bidang yang memanjang, tinggi serta lebarnya dipengaruhi oleh pasang surut dari air laut, yang terletak antara daratan dan lautan (Thombury, 1969).
Faktor-faktor yang mempengaruhi morfologi pantai : pengaruh diatropisme, tipe batuan, struktur geologi, perubahan naik turunnya muka air laut, serta pengendapan sedimen asal daratan/sungai, erosi daratan dan angin.
Daerah pantai yang masih mendapat
pengaruh air laut dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:
Beach (daerah pantai), yaitu daerah
yang langsung mendapat pengaruh air laut dan selalu dapat dicapai oleh pasang
naik dan pasang surut.
Shore line (garis pantai), yaitu
jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan relatif merupakan batas antara
daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa.
Coast (pantai), yaitu daerah yang berdekatan dengan laut dan masih mendapat pengaruh dari air laut.
Coast (pantai), yaitu daerah yang berdekatan dengan laut dan masih mendapat pengaruh dari air laut.
Klasifikasi Pantai
1. Klasifikasi
Pantai Secara Klasik, Johnson (1919), dibagi menjadi :
a. Pantai
tenggelam (submergence coast)
dibentuk karena penenggelaman
daratan atau naiknya muka laut, ciri : garis pantai tidak teratur, ada pulau-pulau
di depan pantai, teluk yang dalam, dan lembah- lembah yang turun.
b. Pantai
Naik (emergence coast)
Pantai yang dibentuk oleh majunya
garis pantai atau turunnya muka laut, ciri :
garis pantai relatif lurus,
relief-relief rendah, terbentuknya undak-undakan pantai dan gosong pantai atau
tanggul-tanggul dimuka pantai.
c. Pantai
Netral
Pantai yang tidak mengalami
penenggelaman ataupun penaikkan dan biasanya dicirikan oleh adanya garis pantai
yang relatif lurus, pantainya landai dan ombak tidak besar.
d. Pantai
Campuran
Pantai yang mempunyai kenampakan
lebih dahulu terbentuk daripada yang lain. Seperti kanampakan undak pantai,
lembah yang tenggelam, yang merupakan hasil dari naik turunnya permukaan air
laut.
2. Klasifikasi
Pantai Berdasarkan Tenaga Geomorfik
Shepard (1963) dikutip Sunarto
(1991) mengelompokkan pantai menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Pantai
primer (muda).
Pantai primer terbentuk oleh
tenaga-tenaga dari darat (erosi, deposisi darat, gunung api, sesar dan
lipatan).
b. Pantai
sekunder (dewasa).
Pantai sekunder terjadi dari hasil
proses laut, meliputi erosi laut, deposisi laut dan bentukan organik.
Macam-macam Pantai Primer
·
Pantai karena erosi dari daratan. Erosi
baik oleh sungai maupun glasial sebelum mengalami pengangkatan.
·
Pantai yang dibentuk oleh pengendapan
asal darat.
·
Pantai hasil pengendapan fluvial,
misalnya pantai delta, pantai daratan aluvial yang turun (Pantai semarang).
·
Pantai pengendapan glasial, misalnya
sebagai morena yang tenggelam atau sebagai drumline yang tenggelam
·
Pantai yang karena pengendapan pasir
oleh angin (prograding sand dune).
Meluasnya tumbuh-tumbuhan pada pantai atau rawa bakau yang luas (contohnya pantai di dekat Townsvill, timur laut Queensland, australia).
Meluasnya tumbuh-tumbuhan pada pantai atau rawa bakau yang luas (contohnya pantai di dekat Townsvill, timur laut Queensland, australia).
·
Bentuk pantai akibat aktivitas
volkanisme
·
Pantai yang dipengaruhi oleh aliran lava
masa kini. Cirinya jika lavanya basa bentuk pantai tak teratur, kalau asam
bentuk pantai lebih teratur.
Pantai amblesan volkanik dan pantai kaldera.
Pantai amblesan volkanik dan pantai kaldera.
·
Pantai yang terbentuk akibat adanya
pengaruh diatrophism atau tektonik
Pantai yang terbentuk karena patahan.
Pantai yang terbentuk karena patahan.
·
Pantai yang terbentuk karena lipatan
Macam-macam Pantai Sekunder
·
Bentuk pantai karena erosi laut
·
Pantai yang berliku-liku karena erosi
gelombang
·
Pantai terjal yang lurus karena erosi
gelombang
·
Bentuk pantai karena pengendapan laut
·
Pantai yang lurus karena pengendapan
gosong pasir (bars) yang memotong teluk.
·
Pantai yang maju karena pengendapan
laut.
·
Pantai dengan gosong pasir lepas pantai
(offshore bars and longshore spit)
Klasifikasi Pantai secara Klimato-
genetik
Dasar : hubungan antara energi
gelombang dengan morfologi pantai, serta memperhatikan signifikasi peninggalan
sejarah dan aspek-aspek geologis dalam evolusi pantai.
Dibagi menjadi :
a. Pantai
Lintang Rendah
Ciri : energi gelombang
rendah dan lingkungan angin pasat. Sedimen pantai banyak, terdapat hubungan
antara variasi morfologi pantai dan wilayah hujan. Mangrove tumbuh di daerah
beriklim tropis panas-basah, sedangkan gumuk pantai terdapat di lingkungan yang
beriklim tropik panas-kering.
b. Pantai Lintang tengah
Terdapat di lingkungan
gelombang berenergi tinggi. Karena aktivitas gelombang dan abrasi bertenaga
tinggi itu, maka cliff dan bentukan yang berasosiasi dapat berkembang dengan
baik.
c. Pantai
Lintang Tinggi
Pantai ini dicirikan
dengan gelombang berenergi rendah. Kebanyakan merupakan sisa-sisa pembekuan.
Perkembangan morfologi cliff dipengaruhi kuat oleh gerakan massa batuan dalam
skala besar.
Bentang Alam Struktural
Bentang alam struktural adalah bentang alam
yang pembentukannya dikontrol oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan.
Struktur geologi yang paling berpengaruh terhadap pembentukan morfologi adalah
struktur geologi sekunder, yaitu struktur yang terbentuk setelah batuan itu
ada.
Struktur
sekunder biasanya terbentuk oleh adanya proses endogen yang bekerja adalah
proses tektonik. Proses ini mengakibatkan adanya pengangkatan, pengkekaran,
patahan dan lipatan yang tercermin dalam bentuk topografi dan relief yang khas.
Bentuk relief ini akan berubah akibat proses eksternal yang berlangsung kemudian.
Macam-macam proses eksternal yang terjadi adalah pelapukan (dekomposisi dan
disintergrasi), erosi (air, angin atau glasial) serta gerakan massa (longsoran,
rayapan, aliran, rebahan atau jatuhan).
a. Beberapa
kenampakan pada peta topografi yang dapat digunakan dalam penafsiran bentang
alam struktural adalah :
1. Pola
pengaliran. Variasi pola pengaliran biasanya dipengaruhi oleh variasi struktur
geologi dan litologi pada daerah tersebut.
2. Kelurusan
dari punggungan, puncak bukit, lembah, lereng dan lain-lain.
3. Bentuk-bentuk
bukit, lembah dll.
4. Perubahan
aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol oleh struktur
kekar, sesar atau lipatan.
b. Macam-macam
Bentang Alam Struktural
Bentang alam struktural dapat
dikelompokkan berdasarkan struktur yang mengontrolnya. Srijono (1984, dikutip
Widagdo, 1984), menggambarkan klasifikasi bentang alam struktural berdasarkan
struktur geologi pengontrolnya menjadi 3 kelompok utama, yaitu dataran,
pegunungan lipatan dan pegunungan patahan. Pada dasarnya struktur geologi yang
ada tersebut dapat ditafsirkan keberadaannya melalui pola ataupun sifat dari
garis kontur pada peta topografi.
2. Bentang
alam dengan struktur mendatar (Lapisan Horisontal)
Menurut letaknya (elevasinya)
dataran dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
·
Dataran rendah, adalah dataran yang
memiliki elevasi antara 0-500 kaki dari muka air laut.
·
Dataran tinggi(plateau/high plain ),
adalah dataran yang menempati elevasi lebih dari 500 kaki diatas muka air laut.
3. Bentang
Alam dengan Struktur Miring
Hampir semua lapisan diendapkan
dalam posisi yang mendatar. Sedimen yang mempunyai kemiringan asal diendapkan
pada dasar pengendapan yang sudah miring, seperti pada lereng gunung api dan
disekitar terumbu karang. Kemiringan lapisan sedimen yang demikian disebut
kemiringan asal dengan sudut maksimum 350(Tjia, 1987).
Kebanyakan sedimen yang
memperlihatkan kemiringan, disebabkan karena adanya proses geologi yang bekerja
pada suatu daerah tersebut. Morfologi yang dihasilkan oleh proses tersebut akan
memperlihatkan pola yang memanjang searah dengan jurus perlapisan batuan.
Berdasarkan besarnya sudut kemiringan dari kedua lerengnya, terutama yang
searah dengan kemiringan lapisan batuannya, bentang alam ini dapat dibagi
menjadi 2, yaitu :
·
Cuesta.Ø Pada cuesta
sudut kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri dengan sudut lereng
yang searah perlapisan batuan. Sudut kelerengan kurang dari 450 (Thornbury,
1969, p.133), sedangkan Stokes & Varnes, 1955 : p.71 sudut kelerengannya
kurang dari 200. Cuesta memiliki kelerengan fore slope yang lebih curam
sedangkan back slopenya relatif landai pada arah sebaliknya sehingga terlihat
tidak simetri.
·
Hogback. Pada hogback, sudut antara
kedua sisinya relatif sama, dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan
sekitar 450(Thornbury, 1969, p.133). sedangkan Stokes & Varnes, 1955 : p.71
sudut kelerengannya lebih dari 200. Hogback memiliki kelerengan fore slope dan
back slope yang hampir sama sehingga terlihat simetri.
4. Bentang
alam dengan Stuktur Lipatan
Lipatan terjadi karena adanya
lapisan kulit bumi yang mengalami gaya kompresi (gaya tekan). Pada suatu
lipatan yang sederhana, bagian punggungan disebut dengan antiklin, sedangkan
bagian lembah disebut sinklin.
Unsur-unsur yang terdapat pada
struktur ini dapat diketahui dengan menafsirkan kedudukan lapisan batuannya.
Kedudukan lapisan batuan(dalam hal ini arah kemiringan lapisan batuan) pada
peta topografi, akan berlawanan arah dengan bagian garis kontur.
5. Struktur
antiklin dan sinklin
Pada prinsipnya penafsiran pada
kedua struktur ini berdasarkan atas kenampakan fore slope/antidip slope dan
back slope/dipslope yang terdapat secara berpasangan. Bila antidip slope saling
berhadapan (infacing scarp), maka terbentuk lembah antiklin, sedangkan apabila
yang saling berhadapan adalah back slope/dipslope, disebut lembah sinklin. Pola
pengaliran yang dijumpai pada lembah antiklin biasanya adalah pola trellis.
6. Struktur
antiklin dan sinklin menunjam
Struktur ini merupakan kelanjutan
atau perkembangan dari pegunungan lipatan satu arah (cuesta dan hogback) dan
dua arah (sinklin dan antiklin). Bila tiga fore slope saling berhadapan maka
disebut sebagai lembah antiklin menunjam. Sedangkan bila tiga back slope saling
berhadapan maka disebut sebagai lembah sinklin menunjam .
7. Struktur
lipatan tertutup
·
Kubah.
Bentang alam ini mempunyai ciri-ciri kenampakan sebagai berikut :
Bentang alam ini mempunyai ciri-ciri kenampakan sebagai berikut :
o
Kedudukan lapisan miring ke arah luar
(fore slope ke arah dalam).
o
Mempunyai pola kontur tertutup
o
Pola penyaluran radier dan berupa bukit
cembung pada stadia muda
o
Pada stadia dewasa berbentuk lembah
kubah dengan pola penyaluran annular.
·
Cekungan
Bentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut :
Bentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut :
o
Kedudukan lapisan miring ke dalam (back
slope ke arah dalam)
o
Mempunyai pola kontur tertutup
o
Pada stadia muda pola penyalurannya
annular.
8. Bentang
Alam dengan Struktur Patahan
Patahan (sesar) terjadi akibat
adanya gaya yang bekerja pada kulit bumi, sehingga mengakibatkan adanya
pergeseran letak kedudukan lapisan batuan. Berdasarakan arah gerak relatifnya,
sesar dibagi menjadi 5, yaitu:
·
Sesar normal/ sesar turun (normal fault)
·
Sesar naik( reverse fault)
·
Sesar geser mendatar (strike-slip fault)
·
Sesar diagonal (diagonal fault/
oblique-slip fault)
·
Sesar rotasi (splintery fault/hinge
fault)
Secara umum bentang alam yang
dikontrol oleh struktur patahan sulit untuk menentukan jenis patahannya secara
langsung. Untuk itu, dalam hal ini hanya akan diberikan ciri umum dari
kenampakan morfologi bentang alam struktural patahan, yaitu :
·
Beda tinggi yang menyolok pada daerah
yang sempit.
·
Mempunyai resistensi terhadap erosi yang
sangat berbeda pada posisi/elevasi yang hampir sama.
·
Adanya kenampakan dataran/depresi yang
sempit memanjang.
·
Dijumpai sistem gawir yang lurus(pola
kontur yang lurus dan rapat).
·
Adanya batas yang curam antara
perbukitan/ pegunungan dengan dataran yang rendah.
·
Adanya kelurusan sungai melalui zona
patahan, dan membelok tiba-tiba dan menyimpang dari arah umum.
·
Sering dijumpai(kelurusan) mata air pada
bagian yang naik/terangkat
·
Pola penyaluran yang umum dijumpai
berupa rectangular, trellis, concorted serta modifikasi ketiganya.
·
Adanya penjajaran triangular facet pada
gawir yang lurus.
0 Response to "Macam Macam Bentang Alam"
Posting Komentar