Pengelolaan sampel untuk mendapatkan
fosil merupakan tahap akhir yang menentukan keberhasilan memisahkan fosil dari
batuan. Seorang paleontologist dengan
intuisinya hendaknya mampu menduga jenis batuan yang banyak mengandung fosil,
sedikit mengandung fosil dan tidak mengandung fosil (barren fosil), khususnya untuk keberadaan fosil mikro. Untuk fosil makro,
karena ukurannya relatif besar dapat langsung dilihat di lapangan. Perlakuan
untuk mendapatkan fosil makro, agak
berbeda dengan fosil mikro. Pada saat akan bekerja di lapangan jangan
dilupakan mempersiapkan peralatan lapangan, dalam bentuk palu geologi, pahat
kecil, kuas, kantong sampel yang tahan air secukupnya, larutan HCl 0,1 N, buku
catatan lapangan, pensil, spidol waterprof,
pisau lipat dan alat GPS. Demi keselamatan pada saat di lapangan, memakai
pakaian lapangan, sepatu lapangan dan topi lapangan, sarung tangan, sangat
dianjurkan untuk dipergunakan, dan membawa obat-obatan PPPK. Jangan lupa juga
peta topografi/peta geologi untuk ploting
lapangan dan kompas geologi.
Mengekstrak Fosil dari Batuan
Untuk mengekstrak fosil dari batuan,
lakukan dengan hati-hati. Kekeliruhan
atau kecerobohan dalam mengekstrak dapat menimbulkan kesulitan pada proses
selanjutnya. Ikuti petunjuk berikut:
- Ambil contoh batuan
secukupnya (kurang lebih seberat satu gram), keringkan pada suhu kamar.
Untuk masing-masing sampel yang akan diekstrak fosilnya, disarankan
mempunyai berat yang sama. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam usaha untuk
mengetahui “fertilitas” fosil
dalam batuan.
- Remas batuan dengan
tangan, jangan sekali-kali contoh batuan dihancurkan dengan cara
dipukul-pukul dengan benda keras (palu). Pemukulan dengan palu berisiko
sebagian fosil mikro akan rusak
atau hancur.
- Tempatkan sampel pada
panci yang bertutup dan terbuat
dari logam (usahakan panci yang dapat ditutup rapat). Dalam keadaan
tertentu dibenarkan mempergunakan panci yang terbuat dari plastik.
- Rendam sampel
tersebut dengan air bersih selama 24 jam. Pada umumnya selama waktu ini
serpihan batuan sudah lunak.
- Lumatkan sampel
tersebut dengan tangan sehingga berbentuk lumpur
- Tambahkan air
secukupnya, agar lumpur menjadi encer
- Siapkan satu seri
sieve yang tersusun dibagian bawah dengan mesh yang paling halus. Ukuran sieve umumnya dipakai istilah mesh. Sieve
250 mesh (0,061 mm=61
micron); 200 mesh (0,075 mm=75 micron); 150 mesh (0,075 mm=75 micron); 100 mesh (0,150 mm=150 micron)
Catatan
Dikenal berbagai merk
sieve antara lain Tayloer (Ohio, USA), Ogawa Seiki (Jepang), US Standard
Sieve Series (Humbold, Chicago, USA), American Standard Testing Machine [(ASTM)(Amerika
Serikat)], Retsch (Jerman), Bangun Karya
[(BKT)(Indonesia)].
- Guyurkan air bersih,
bersihkan larutan batuan (selanjutnya disebut washed residu), dengan sentuhan lembut dengan jari-jari tangan
(jangan sekali-kali ditekan-tekan) atau diaduk-aduk dengan kuas nomor
161. Kuas ini dapat diperoleh di toko
bahan bangunan. Apabila residu ditekan-tekan dengan jari tangan
(‘diusek-usek”), kemungkinan fosil yang berdinding test arenaceous akan hancur.
- Lakukan proses ini
berkali-kali, residu yang tertampung pada sieve 100 mesh hingga bersih dari lumpur,
lakukan hal yang serupa pada residu yang tertangkap pada sieve 150 mesh, demikian juga pada
sieve 200 mesh atau 250 mesh.
- Fosil-fosil yang
tertampung pada masing-masing sieve,
dikeringkan dengan sinar matahari
(atau masukkan dalam oven dengan suhu 30oC beberapa menit).
Dengan perlakuan ini, residu cucian (washed
residu), akan kering (bebas dari air).
- Pindahkan
masing-masing washed residu ke
dalam kantong/tabung plastic, berikan label keterangan tentang washed residu tersebut termasuk
ukuran mesh.
- Fosil-fosil yang terdapat pada washed residu ini siap untuk
dipisahkan dari mineral, kemudian diidentifikasi dan dilakukan deskripsi
penamaan sesuai dengan tingkatan dalam taksonomi (nama species).
0 Response to "TATACARA TREATMENT SAMPEL"
Posting Komentar